Sabtu, 27 November 2010

Preset diafragma

Salah satu perbedaan yang signifikan antara lensa manual dengan lensa modern (auto fokus) adalah diafragma.
Pada lensa AF seting diafragma dilakukan di bodi kamera, kecuali untuk lensa Nikon seri tertentu (maaf ga hafal karena bukan Nikonian :D) yang masih mengijinkan seting di bodi lensa. Sedangkan pada lensa manual jelas seting bukaan ada di lensa, yang diputar secara manual.
Secara fisik perbedaan bisa dilihat pada bodi lensa. Pada lensa manual tertulis angka-angka yang menunjukkan besaran bukaan. Pada merek dan seri tertentu angka/huruf tersebut berbeda warna dan memiliki arti tersendiri dari masing-masing warna. Bilah diafragma atau sering disebut blade terlihat jelas pada lensa manual. Sementara pada lensa AF yang terlihat wide open saja. Masalah yang dialami adalah pada saat mencari titik fokus, sementara kita menghendaki bukaan yang kecil. Sehingga bila diintip di viewfinder akan terlihat gelap. Ini tidak terjadi pada lensa AF. Hal ini sudah disadari oleh para pembuat lensa jaman dahulu. sehingga dibuatlah design lensa yang dapat mengatasi hal ini. Diantara model desain lensa ini adalah model preset.

Apa itu preset? Dalam terminologi lensa manual, preset berarti bahwa pada lensa terdapat konstruksi yang memungkinkan focusing pada obyek dengan bukaan terbesar agar obyek terlihat jelas, kemudian menutupnya ke bukaan yang dikehendaki pada saat akan menekan tombol shutter.
Model preset ini bermacam-macam desain. Sejauh yang saya tau (pernah saya miliki), adalah sebagai berikut;

Helios 44-3 MC
Lensa Helios di atas memiliki ada 3 ring pada bodinya. Ring paling belakang adalah fokus, ring paling depan adalah diafragma, dan ring tengah merupakan preset ring. Ring tengah ini dapat dibuka wide open pada saat mencari titik fokus, dan ditutup pada bukaan yang dikehendaki jika sudah mendapatkan fokus yang tepat.




Diafragma pada lensa Lydith mount exakta di atas terletak di depan dan tidak ada ring tengah seperti halnya Helios 44-3. Fungsi preset dilakukan dengan cara menarik ring ke depan (bukan diputar) dan diarahkan pada titik merah, yang pada gambar tersebuts ada di atas angka 8. Dengan cara ini bukaan akan terkunci pada angka 8 minimal sesuai yang saya kehendaki di angka ini. Pada saat focusing, saya putar ring diafragma ke wide open, bila sudah OK, putar kembali sampai mentok ke angka 8 tanpa harus melihat ke angka tersebut. Jadi mata tetap mengintip di viewfinder.



  • Model Enna Munchen 




Kedua prinsip di atas digabungkan pada lensa Enna Munchen Ennalyt 135/3,5 dan Reflexogon 35/3,5 penguncian dilakukan dengan cara menekan tombol pada ring tersendiri. Anda dapat melihat ring dengan tombol bergerigi (ring paling belakang) yang merupakan tombol pengunci, ditekan pada saat menentukan penguncian sembari memutar ring diafragma (ring tengah), kemudian tombol dilepaskan jika sudah mendapatkan bukaan yang diinginkan.

Secara pribadi saya menyukai lensa dengan model preset, karena memang memudahkan dalam mencari titik fokus. Apalagi bila kita menggunakan adapter AF chip yang biasanya tidak mau berfungsi bila menggunakan bukaan kecil.

Demikian yang dapat saya share, semoga bermanfaat.
NB; Kalo suatu saat dapat lensa model preset lain akan saya tambahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Prambanan from above

Samyang 12/2 Steinheil Munchen 135/3,5   Yashica ML 55/1,2 Steinheil Munchen 135/3,5 Minolta 500/8 Rokkor